Dengan Waktu, Kenangan Itu Tetap Tinggal
Dengan Waktu, Kenangan Itu Tetap Tinggal
Sebuah curhat nostalgia tentang masa SMP, warnet, dan lagu latar game yang rasanya seperti pelukan—membawa pulang ke sore yang tak pernah habis.
Dulu, aku punya kebiasaan yang mungkin orang bilang gila: hampir setiap hari sepulang sekolah, aku mampir ke warnet hanya untuk main game online favoritku saat itu—Seal Online dari Lyto. Minimal paket 2 jam, tapi kalau pulang sekolah lebih cepat, aku bisa duduk di kursi warnet sampai 4 jam. Ada kalanya, demi bisa berlama-lama di dunia itu, aku bahkan rela bolos sekolah.
Waktu itu, media sosial yang populer masih Friendster, sementara Facebook baru mulai muncul. Tidak ada TikTok, Instagram, apalagi Path yang sempat viral di awal 2010-an. Kecepatan internet warnet sekitar 2 Mbps sudah terasa mewah. Di saku, ponsel Sony Ericsson Walkman jadi andalan buat memutar MP3. Entah kenapa aku begitu mencintai dunia maya saat itu. Mungkin karena di dunia nyata, hidup terasa pahit dan berat. Tapi lucunya, ketika kutoleh sekarang, aku sadar: masa SMP itu ternyata masa indah. Yang dulu kupikir berat, nyatanya belum seberapa dibanding tantangan saat dewasa.
Di dalam Seal Online, ada sebuah kota yang jadi rumah kedua—Elim Town. Kota kecil yang seolah selalu sore, pepohonan rimbun, dan air mancur yang tak pernah lelah memercik. Di sanalah aku mengenal lagu latar “Avec le TeMPs”. Musiknya sederhana: petikan gitar yang lembut dan iringan piano yang tenang. Alunannya berjalan pelan, seperti waktu di Elim memang sengaja dibuat lambat supaya orang betah berlama-lama.
Sering kali, aku hanya membiarkan karakterku berdiri di tengah kota. Tidak berburu monster, tidak menjual barang, tidak melakukan apa-apa. Aku hanya menatap layar, membiarkan “Avec le TeMPs” mengalun, sementara pikiranku melayang ke banyak hal—teman-teman guild, tawa di chat box, dan hari-hari ketika masalah terbesarku hanyalah kehabisan uang buat perpanjang paket.
Sekarang, banyak hal berubah. Warnet tempatku dulu main mungkin sudah jadi ruko lain. Teman-teman yang dulu setia nongkrong di Elim kini sibuk dengan pekerjaan, rumah tangga, dan masa depan anak-anak mereka. Aku yakin, suatu hari nanti mereka pun akan merasakan hal yang sama—rindu pada masa ketika bahagia itu sesederhana duduk di Elim sambil ngobrol di chat box.
Mungkin aku tak bisa kembali ke Elim seperti dulu. Tapi aku ingin menciptakan Elim yang baru di dunia nyata—tempat yang aman, hangat, dan penuh tawa; bukan hanya untukku, melainkan untuk semua yang kucintai. Begitulah, dengan waktu, kenangan itu tetap tinggal. Dan setiap kali musik itu diputar, aku pulang—meski hanya di dalam hati.
Tip: klik “Buka Album OST” lalu cari judul “Avec le TeMPs”; Anda bisa memutarnya langsung atau mengunduh untuk diputar di halaman ini.
Comments
Post a Comment